Kamis, 21 Januari 2021

Tugas VII : Tugas Komponen dan Aplikasi Sistem Pakar

1. Jelaskan tentang komponen sistem pakar?

    Basis Pengetahuan, berisi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, memformulasi, dan memecahkan masalah. Basis pengetahuan tersusun atas 2 elemen dasar: 

  1. Fakta, misalnya: situasi, kondisi, dan kenyataan dari permasalahan yang ada, serta teori dalam bidang itu
  2. Aturan, yang mengarahkan penggunaan pengetahuan untuk memecahkan masalah yang spesifik dalam bidang yang khusus  

    Mesin Inferensi (Inference Engine), merupakan otak dari Sistem Pakar. Juga dikenal sebagai penerjemah aturan (rule interpreter). Komponen ini berupa program komputer yang menyediakan suatu metodologi untuk memikirkan (reasoning) dan memformulasi kesimpulan. Kerja mesin inferensi meliputi:

  1. Menentukan aturan mana akan dipakai
  2. Menyajikan pertanyaan kepada pemakai, ketika diperlukan.
  3. Menambahkan jawaban ke dalam memori Sistem Pakar.
  4. Menyimpulkan fakta baru dari sebuah aturan
  5. Menambahkan fakta tadi ke dalam memori.  
    Papan Tulis (Blackboard/Workplace), adalah memori/lokasi untuk bekerja dan menyimpan hasil sementara. Biasanya berupa sebuah basis data
 
    Antarmuka Pemakai (User Interface). Sistem Pakar mengatur komunikasi antara pengguna dan komputer. Komunikasi ini paling baik berupa bahasa alami, biasanya disajikan dalam bentuk tanya-jawab dan kadang ditampilkan dalam bentuk gambar/grafik. Antarmuka yang lebih canggih dilengkapi dengan percakapan (voice communication).  

    Subsistem Penjelasan (Explanation Facility). Kemampuan untuk menjejak (tracing) bagaimana suatu kesimpulan dapat diambil merupakan hal yang sangat penting untuk transfer pengetahuan dan pemecahan masalah. Komponen subsistem penjelasan harus dapat menyediakannya yang secara interaktif menjawab pertanyaan pengguna, misalnya:
  1.  “Mengapa pertanyaan tersebut anda tanyakan?”
  2. “Seberapa yakin kesimpulan tersebut diambil?”
  3. “Mengapa alternatif tersebut ditolak?”
  4. “Apa yang akan dilakukan untuk mengambil suatu kesimpulan?”
  5. “Fakta apalagi yang diperlukan untuk mengambil kesimpulan akhir?” 
    Sistem Penghalusan Pengetahuan (Knowledge Refining System). Seorang pakar mempunyai sistem penghalusan pengetahuan, artinya, mereka bisa menganalisa sendiri performa mereka, belajar dari pengalaman, serta meningkatkan pengetahuannya untuk konsultasi berikutnya. Pada Sistem Pakar, swa-evaluasi ini penting sehingga dapat menganalisa alasan keberhasilan atau kegagalan pengambilan kesimpulan, serta memperbaiki basis pengetahuannya. 
 
2. Sebutkan contoh aplikasi dari sistem pakar!
  1. Aplikasi Sederhana: Sistem Pakar Bengkel Mobil
Ini adalah contoh Sistem Pakar sederhana, yang bertujuan untuk mencari apa yang salah sehingga mesin mobil pelanggan yang tidak mau hidup, dengan memberikan gejalagejala yang teramati. Anggap Sistem Pakar kita memiliki aturan-aturan berikut:
 
1. JIKA mesin_mendapatkan_bensin 
    DAN starter_dapat_dihidupkan 
    MAKA ada_masalah_dengan_pengapian 
 
2. JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan 
    DAN TIDAK BENAR lampu_menyala
    MAKA ada_masalah_dengan_aki  

3. JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan 
    DAN lampu_menyala 
    MAKA ada_masalah_dengan_starter
 
4. JIKA ada_bensin_dalam_tangki_bahan_bakar 
    MAKA mesin_mendapatkan_bensin 
 
   Terdapat 3 masalah yang mungkin, yaitu: ada_masalah_dengan_pengapian, ada_masalah_dengan_aki dan ada_masalah_dengan_starter. Dengan sistem terarah-tujuan (goal-driven), kita hendak membuktikan keberadaan setiap masalah tadi.
   
    Pertama, Sistem Pakar berusaha untuk membuktikan kebenaran ada_masalah_dengan_pengapian. Di sini, aturan 1 dapat digunakan, sehingga Sistem Pakar akan menset goal baru untuk membuktikan apakah mesin_mendapatkan_bensin serta starter_dapat_dihidupkan. Untuk membuktikannya, aturan 4 dapat digunakan, dengan goal baru untuk membuktikan mesin_mendapatkan_bensin. Karena tidak ada aturan lain yang dapat digunakan menyimpulkannya, sedangkan sistem belum memperoleh solusinya, maka Sistem Pakar kemudian bertanya kepada pelanggan: “Apakah ada bensin dalam tangki bahan bakar?”. Sekarang, katakanlah jawaban klien adalah “Ya”, jawaban ini kemudian dicatat, sehingga klien tidak akan ditanyai lagi dengan pertanyaan yang sama.
 
    Nah, karena sistem sekarang sudah dapat membuktikan bahwa mesin mendapatkan bensin, maka sistem sekarang berusaha mengetahui apakah starter_dapat_dihidupkan. Karena sistem belum tahu mengenai hal ini, sementara tidak ada aturan lagi yang dapat menyimpulkannya, maka Sistem Pakar bertanya lagi ke klien: “Apakah starter dapat dihidupkan?”. Misalkan jawabannya adalah “Tidak”, maka tidak ada lagi aturan yang dapat membuktikan ada_masalah_dengan_pengapian, sehingga Sistem Pakar berkesimpulan bahwa hal ini bukanlah solusi dari problem yang ada, dan kemudian melihat hipotesis berikutnya: ada_masalah_dengan_aki. Sudah diketahui (dibuktikan) bahwa mesin tidak dapat distarter, sehingga yang harus dibuktikan adalah bahwa lampu tidak menyala. Sistem Pakar kemudian bertanya: “Apakah lampu menyala?”. Misalkan jawabannya adalah “Tidak”, maka sudah terbukti bahwa ada masalah dengan aki.
 
    Sistem ini mungkin berhenti sampai di sini, tetapi biasanya ada kemungkinan terdapat lebih dari satu solusi (misalnya terdapat lebih dari satu kerusakan), atau ada kemungkinan terdapat solusi lain yng lebih tepat, sehingga biasanya semua hipotesis diperiksa kebenarannya. Sistem Pakar ini kemudian mencoba membuktikan bahwa ada_masalah_dengan_starter, namun dari fakta yang sudah diperoleh, yaitu lampu tidak menyala, maka pembuktiannya menjadi gagal. Dengan demikian solusi yang diberikan oleh Sistem Pakar adalah ada masalah dengan aki.
 
Secara lengkap, interaksi antara Sistem Pakar dengan klien mungkin seperti ini:
 

System Pakar: Apakah ada bensin dalam tangki bahan bakar?

Klien: Ya 

System Pakar: Apakah starter dapat dihidupkan?

Klien: Tidak 

System Pakar: Apakah lampu menyala?

Klien: Mengapa? 

System Pakar: Saya mencoba membuktikan bahwa ada masalah dengan aki. Sudah ditunjukkan adalah tidak benar starter dapat dihidupkan. Sehingga jika tidak benar bahwa lampu menyala, maka ada masalah dengan aki. Apakah lampu menyala? 

Klien: Tidak 

System Pakar: Saya berkesimpulan bahwa ada masalah dengan aki 

Klien: Bagaimana bisa? 

System Pakar: Hal ini sesuai dengan aturan no 2:

                                            JIKA TIDAK BENAR starter_dapat_dihidupkan 

                                            DAN TIDAK BENAR lampu_menyala 

                                            MAKA ada_masalah_dengan_aki 

                                bahwa tidak benar starter_dapat_dihidupkan sudah dijawab, 

                                bahwa tidak benar lampu_menyala sudah dijawab, 

                                sehingga dapat disimpulkan bahwa ada_masalah_dengan_aki

Previous Post
Next Post

0 komentar: